Minggu, 05 Juli 2020

Syair Rindu

Rindu Cahaya Cinta

Pelan pelan ku jalani hidup ini
terkadang ku tersungkur juga
tanpa dirimu yang tunjuki jalan
aku tersesat akhirnya
ku coba mencari sendiri
titik terang di hidupku kini
telah ku dapat tempat itu
untuk istirahat sementara
ada orang orang baik menyambut dengan senyum
tapi tak semua mereka yang lapang hatinya
kadang ku terjepit dalam lidah mereka
akhirnya pada waktu yang di tentukan
aku lanjutkan lagi langkah ini
meski hati belum sepenuhnya lega
aku pergi dengan ke khawatiran jalan
akankah bertemu lagi dengan kelompok yang baik
seperti kemaren
hatiku berdecuk, jalan makin keram
mentari makin redup
kemana langkah harus ku hentikan dalam gelap
dalam kegalauan hati
cahaya
aku butuh cahaya
sedikit cinta
dan waktu
tangis
hanya tangis bersamaku
duka
yang kemaren mengganggu
menghilangkan keyakinan
hatiku kembali risau
tatkala langkah makin jauh dari kelompok itu
tak mungkin aku kembali
sebab disana tak ada lagi tempatku duduk
hatiku makin sesak
sepertinya aku kehabisan nafas
dan ingin teriakku
tapi pada siapa
ibu, ayah,
siapa yang tak rindu
mereka juga sudah jauh pergi
hanya aku seorang diri dalam laju derita ini
oh, Rabbi
tuntun aku menujumu
entah sampai kapan aku sampai ke hadapanmu
aku kuak semua waktu di depan
berharap aku bisa cepat sampai 
kepadamu rabbi
tapi aku malu bertemu
dengan semua yang aku lakukan
durhaka padamu waktu dulu
tapi aku juga rindu
akan cahayamu

Kamis, 02 Juli 2020

PUISI

New Hope

Lama ku bergelut dalam galau
sesuatu yang membuatku selalu khawatir
hubungan tak berujung
hingga membuatku makin kalut
kadang inginku hempaskan hati ini
dan mengakhiri semua hari
namun ku ingat akan janji
aku berdo'a dan terus berdo'a 
kepada sang pemilik hati
agar ku jauh dari dosa hati
namun ku terus berharap
mungkin ini yang sebenarnya
itu pemikiran dulu
kini benar benar terjadi
dosaat kejaran dosa menghampiriku
aku lebih menyakiti diri
karena sakit hati bisa di obati
aku fikir akhir lebih baik daripada awal
aku menyelamatkan hati demgan memulai yang baru
tentu dengan sebuah kepastian
aku fikir meninggalkan yang terbaik dari jalan buntu
lebih mulia dari pada mendapatkan yang lebih baik di jalan yang indah
ya sudahlah
namanya juga kehidupan
aku ingin menjalankan apa yang sudah di takdirkan
oleh tuhan yang menentukan jalan dari awal
aku kira disaat aku buntu
pilihan orang tua itu lebih baik daripada ternyahut dalam kegalauan
ya sudahlah
aku hanya memohon kepada Allah
aku tidak bisa istikharah lagi
tapi aku hanya bisa berhajat
semoga Allah tentukan jalan yang terbaik untukku
dari arah yang di tunjukkan orangtua
karena berbakti kepada orang tua
lebih mulia dari dunia dan seisinya
dan orang tua adalah tangan kanannya Allah..
selamat tinggal dunia
Selamat datang kehidupan baru

ERunaway

Selasa, 29 Januari 2019

Cerpen motivasi untuk anak pramuka penggalang SD

Cerpen
AKU INGIN JADI PENGGALANG
Oleh : Erunaway
            Malam yang sejuk memeluk hati, selimut berbalun hingga ke kepalaku, suara desus gemetar bibir ku menemani enaknya tidur kala itu serasa tak ingin pagi menjelang. Mimpi terindahpun ikut mengusik malamku, aku berlari sambil mengekang pistol di jari, membidik dan menarik, membidik dan menarik, seakan aku dalam sebuah pertempuran yang begitu sengit, beberapa teman berjatuhan, suara bom berisik disana dan disini. Saat musuh memukul teman dihadapanku, akupun tercengang ketakutan, ku arahkan pistol yang baru saja aku kekang padanya, namun tangan ku sakit karena pukulannya, pistolku terpental ke dinding gedung yang tinggi itu.
Dia memukul kepalaku dengan keras hingga berdarah, aku berdiri dan menyerangnya balik, namun sasaranku tidak tepat, ya karena aku kan bukan anggota karate yang di ajak berkelahi. Berkali-kali pukulan mendarat di kepala dan perut serta kaki ku yang rasanya ingin patah, tiba-tiba ada suara sirine menjelma, seperti suara mobil polisi, orang itu makin keras menendang perutku, lalu meninggalkanku dengan rintihan yang merasuk ke jiwa ku, rasanya malaikat maut pun sudah mampir menunggu mencabut nyawaku. Lalu dari kejauhan aku melihat beberapa orang yang datang dengan pistol di tangannya membidik sasaran, aku rasa itu polisi yang datang menolong, mereka menangkap beberapa orang, lama kelamaan pandanganku kabur, orang-orang itu makin mendekat, dan suara sirinenya makin keras.  Terdengar suara yang memanggil namaku.
“Aini, Bangun!” .. “Wake Up, Aini”..
Suara itu makin keras memanggil dan badan ku yang sakit serasa di goyang-goyangkan oleh mereka, dengan suara sirine yang semakin keras berdengung di telingaku. Aku ingin menjerit karena memekak telinga, penglihatanku tidak jelas, mataku seperti tertutup padahal terbuka lebar, kabur ku lihat semua yang ada, aku berdiri perlahan dan menghindar dari panggilan yang memekak telingaku itu, aku mundur dan mundur, lalu kaki ku yang lemah tersandung dan aku terjatuh dari grdung yang tinggi itu, namun teriakan mereka memanggil namaku semakin keras saja dari atas gedung, dan  suara sirinenya makin bising. Aku pun menjadi tersentak.
“Aini, Bangun!.. ini sudah jam 06.15 wib. Nanti terlambat kesekolah, cepat mandi nanti tempat tidurnya bereskan sepulang sekolah saja.” Teriak kak Imut membangunkan ku pagi itu.
            Aku pun duduk dengan segera, ternyata aku sudah berada di lantai. Rupanya mimpiku begitu seru hingga aku terjatuh dari tempat tidur, aku pun mengambil Hp yang ada di bawah bantalku dan mematikan Alarm nya, ternyata suara sirine menjelma dari alarm Hp ku. Dengan segera aku melompat ke kamar mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Mimpi itu serasa nyata di fikiranku, sudah mandi pun aroma nya masih terasa saja. Jam 07.00 aku berlari ke pintu menghampiri kak imut dan papa yang sudah ada di mobil dan berangkat ke sekolah. Sepanjang perjalan aku ayik teringat mimpi itu saja. 15 menit di perjalanan aku sampai di sekolah, lalu ku buang jauh mimpi itu saat menapaki gerbang sekolah, aku hampir saja terlambat. 5 menit setelah itu pembiasaan pagi di kelas pun segera berlangsung, kami muraja’ah hafalan Al-Qur’an.
Aku kelas 5 Sekolah Dasar Islam terpadu sekarang, aku punya banyak teman, teman-temanku sangat senang kepadaku, mereka selalu memahami aku seperti aku memahami mereka, aku seperti ketua nya jika kami sedang bersama, karena setiap keputusan mau pergi kemana, mau makan apa, dan apa pun selalu keputusanku yang di tunggu-tunggu, itu lah kelebihanku. Aku pun menceritakan mimpi ku itu kepada teman-temanku, sontak saja tidak satu pun dari mereka yang mengerti apa yang aku ceritakan, malah mereka berfikir aku baru saja menceritakan sebuah film yang aku tonton semalam. Akhirnya, waktu istirahat itu berisi dengan cerita tentang mimpi yang di alami semalam.
Sepulang sekolah kami berjalan melewati tepi jalan raya yang penuh dengan pohon rindang. Rencananya kami mau ke Gramedia sepulang sekolah, ku sudah bilang sama papa untuk di jemput di rumah salah satu temanku,kayla. Di perjalan itu kami melihat ada beberapa tenda berdiri di lapangan olahraga seberang jalan, ada beberapa anak sedang melakukan kegiatan, kami menyeberang karena penasaran. Aku melihat ada beberapa kelompok sedang di hukum scoutJump, ada kelompok yang sedang melakukan PBB, ada yang bersih-bersih, dan ada yang sedang joging, kami senang melihatnya, naluriku menjadi aneh, jantungku berdebar melihatnya. Aku memandang sambil berjalan, aku melihat spanduk yang terpampang di dekat pagar yang mereka buat. Ternyata kelompok anak yang sedang melakukan latihan pramuka.
Sampai di gramedia, kami bersorak, “Yee sampai juga”,,
kami pun lekas berlari ke rak buku paling pojok di lantai 2, ada pojok komik dan cerita dongeng disana. Kami memilih-milih beberapa buku yang paling seru. Tiba-tiba mataku tersorot pada rak adventure di sebelah rak yang kami nikmati. Disana ada buku yang berjudul “Scouting for boys’. “Ini buku apa ya? Sepertinya seperti buku penjelajah saja terlihat dari covernya.” Fikirku dengan seksama, batinku tertarik untuk memliki buku itu dan aku pun mengambilnya. Setelah selesai memilah kami pun segera pulang agar tidak kehabisan waktu di jalan, di tambah dengan hati yang senang karena dapat buku baru, kami bergegas menuju halte.
            Tidak lama bus trans di kotaku pun datang  kami naik dengan segera, dan membayar ongkos Rp.2500 untuk anak sekolah. Kami tersenyum dan bercerita di sepanjang perjalanan. Sesampainya di rumah kayla, kami pun membongkar-bongkar buku baru kami dan membacanya bergantian sambil kami membahas isi cerita di buku itu. Tertawa riang bersama ketika ada slot yang lucu, ataupun cara membaca teman yang tidak sesuai dengan isi cerita, maupun gaya mereka yang aneh-aneh saat menceritakannya. Keseruan hari ini begitu terkesan, dalam heningnya tawa teman-temanku aku menjadi terfikir, anehnya kejadian hari ini, dengan mimpi terus melihat anggota pramuka yang latihan, lalu dengan buku scouting for boys di rak adventure, aku berfikir
 “Ah, Gila kali yaa!”
            “tut,tut,tut,tut....” suara mobil papa menjemputku. Aku pamit kepada teman-teman, ternyata hari sudah menunjukkan pukul 17.00 wib. Aku pulang dengan senang hati. Sampai di rumah aku mandi dan bergabung bersama kak imut di ruang santai, ternyata kak imut sedang menonton film “The Up” yaitu cerita petualangan seorang kakek tua yang ingin pergi puncak apa lah nanmanya itu, dengan membawa rumahnya dengan balon, kemudian di temani oleh anak kecil carl fredhricksen seorang anggota pramuka terpisah dari rombongan menemani kakek dalam petualangannya dan mendapatkan lencana di akhir kisahnya. Kami bersantai sambil minum teh buatan mama dengan resep rahasia katanya, aku menceritakan semua mimpi dan kejadian hari ini kepada mama dan papa juga kak imut. Mereka tertawa mendengar ceritaku, aku pun jadi marah dan kembali ke kamar sambil memeluk Mochi boneka kesayanganku yang di beli papa di Bazar tahun baru kemaren.
            Mama datang menenangkan ku. “sayang, ma’afin mama yaa,, mama tidak mengejek kok, mimpinya seru sekali, dan di bayangi oleh kenyataan, makanya jadi tambah seru, dan mama tertawa karena bahagia, anak mama nantinya akan jadi orang hebat nih, karena mimpinya saja bisa jadi kenyataan. Iya kan,, sini mama peluk”.
Aku pun menjadi senang saat mendengar penjelasan mama dan aku pun mulai bahagia lagi. Aku pun mengerjakan Pr dan membuat rangkuman cerita yang ada di buku tematik untuk di kumpul besok kepada zah Putri. Aku tidur pukul 09.00 wib, dan tidak bermimpi seperti kemaren malam.
            Aku pergi ke sekolah tepat waktu dan belajar dengan penuh semangat karena Pr ku selesai dengan baik. Zah Putri wali kelasku begitu senang dan aku mendapat nilai 100. Usai pelajaran wali kelasku menyampaikan pengumuman, bahwa akan ada pembentukan penggalang putra dan penggalang putri di sekolahku, anggotanya yang akan di pilih hanya 10 orang. Aku bertanya-tanya, penggalang itu apa sih. Dan apa saja kegiatannya, “melelahkan atau tidak yaa?” fikirku sejenak. Zah Putri pun menceritakan sedikit tentang penggalang dan kegiatannya, membuatku menjadi sedikit tertarik, dan zah putri pun memberi waktu satu minggu untuk memikirkannya.
            Sampai di rumah aku menceritakannya kepada mama dan papa, lalu papa dengan semangat menyarankanku untuk ikut, berbeda dengan mama yang seolah sudah mengenal lebih jauh apa itu penggalang. Mama tidak mengizinkanku, katanya kegiatan itu berbahaya, karena nanti akan ada acara masuk ke hutan menjelajah, pergi menolong di tempat bencana seperti tempat yang terkena banjir, melewati sawah-sawah becek yang ada lintah, dan sebagainya, mama khawatir dengan kesehatanku, tapi papa mengatakan
“tidak apa-apa ikut saja, disana banyak pengalamannya, nanti Aini bisa menjadi anak mandiri, tangguh, berani, dan pantang menyerah, nanti Aini bisa jadi anak hebat dan lebih hebat dari kak Imut.”
Jawaban papa membuatku semangat, dengan marah kak Imut karena papa bilang aku akan lebih hebat dari dia. Kemudian aku teringat pada buku yang aku beli kemaren dan segera membacanya. Isi bukunya membuatku semakin ingin untuk ikut menjadi anggota pramuka.
Ke esokan harinya, tanpa menunggu waktu satu minggu, aku pun segera mendaftar kan diri kepada zah Putri, dengan mengisi formulir yang di berikannya, ada beberapa pertanyaan yang aku tidak bisa menjawab, seperti pertanyaan
 “Apa motivasi kamu bergabung dengan pramuka SD IT ...?”
 “Apa kontribusi yang akan kamu berikan jika terpilih menjadi penggalang pramuka SD IT...?” dan ada lagi, lalu zah Putri pun memberikan gambaran yang begitu baik kepadaku hingga akhirnya aku selesai mengisi formulir. Zah Putri mengatakan ini baru proses pendaftaran, dan akan diadakan seleksi setelah mendaftar, karena Pramuka itu hanya untuk anak-anak HEBAT, dan hanya orang-orang yang terpilih yang dapat menjadi anggotanya. Aku pun semakin tertantang di buatnya.
BERSAMBUNG ..............
Bagaimanakah Aini menjalankan seleksi anggota penggalang di sekolahnya?
Dapatkan Aini terpilih menjadi seorang penggalang ?
Bagaimana keseruan hari pertama Aini masuk hutan ?
Nantikan kisah selanjutnya dalam
cerpen “Aini Yang Terhebat se antero Jagad,
kata Papa”
SALAM PRAMUKA........

Syair Rindu

Rindu Cahaya Cinta Pelan pelan ku jalani hidup ini terkadang ku tersungkur juga tanpa dirimu yang tunjuki jalan aku tersesat akhir...